DEWATOGEL – China dilaporkan sedang dalam pembicaraan dengan Arab Saudi dan Mesir untuk menjual berbagai senjata baru kepada kedua negara Arab tersebut. Penjualan senjata itu termasuk Chengdu J-10C, jet tempur yang membentuk tulang punggung Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) China. Laporan pada Senin yang diterbitkan Tactical Report, dinas intelijen yang berbasis di Beirut, telah mengklaim Industri Militer Arab Saudi (SAMI) saat ini sedang dalam pembicaraan dengan China North Industries Group Corporation (Norinco) untuk membeli jet tempur, drone pengintai, dan sistem pertahanan udara. Badan itu juga mengatakan negosiasi telah berlanjut antara Angkatan Udara Mesir dan Grup Industri Pesawat Chengdu, dengan kedua belah pihak bertemu di sela-sela Pameran Maritim dan Dirgantara Internasional Langkawi di Malaysia pada Selasa. Kairo mencari selusin jet tempur J-10C Chengdu, yang sejauh ini hanya dijual ke luar negeri ke Pakistan.
Pertama kali diluncurkan pada tahun 2006 setelah memasuki layanan PLAAF, J-10 adalah jet tempur China pertama yang dirancang secara lokal untuk mendekati kemampuan yang dibangun oleh Rusia dan Barat. Pesawat ini memiliki radar canggih, sistem kontrol fly-by-wire, kecepatan tertinggi Mach 1,8, dan dapat melakukan misi serangan darat selain tugas pencegat, yang merupakan tujuan utamanya. Riyadh dilaporkan berusaha memperoleh Sky Saker FX80, kendaraan udara tak berawak (UAV) yang diluncurkan truk; UAV lepas landas dan mendarat vertikal (VTOL) CR500; Cruise Dragon 5 dan 10 amunisi berkeliaran; dan sistem pertahanan udara jarak pendek HQ-17AE, yang diturunkan dari sistem SHORAD Tor-M1 Rusia. Mesir maupun Arab Saudi adalah salah satu importir senjata utama dunia, dan keduanya semakin mencari Rusia dan China sebagai mitra di berbagai bidang untuk mengurangi ketergantungan mereka pada Amerika Serikat. Beijing telah memperluas kerjasamanya dengan Riyadh dalam beberapa tahun terakhir di berbagai bidang, termasuk ekonomi, militer, dan diplomatik, baru-baru ini membantu merundingkan kebangkitan hubungan dengan Iran. Nafsu senjata Arab Saudi juga dipicu oleh perang selama delapan tahun di Yaman melawan gerakan Houthi, yang saat ini sedang melakukan pembicaraan damai. Mesir secara historis menikmati hubungan yang lebih dekat dengan Rusia daripada Arab Saudi, dan peralatan militernya adalah buktinya: di mana Saudi menerbangkan F-15 buatan AS, Mesir menerbangkan MiG-29 buatan Rusia. Kedua negara juga menggunakan F-16 buatan AS.