DEWATOGEL, Jakarta – Keunggulan komparatif adalah teori yang menekankan pentingnya negara-negara mengkhususkan diri dalam produksi barang atau layanan dengan biaya relatif lebih rendah daripada negara lain. Ini berlaku meskipun ada kemampuan untuk memproduksi berbagai barang dengan biaya absolut yang rendah.
Teori keunggulan komparatif ini menekankan bahwa biaya produksi relatif lebih rendah untuk suatu barang seharusnya menjadi fokus dalam keputusan produksi, bukan biaya per unit secara absolut. Spesialisasi dalam produksi yang menguntungkan dapat meningkatkan kesejahteraan global dan memaksimalkan penggunaan sumber daya yang terbatas.
Contohnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi kelapa sawit karena kondisi geografis dan iklim yang mendukung.
Penerapan teori keunggulan komparatif dapat ditemukan dalam praktik ekonomi global. Negara-negara cenderung memproduksi barang atau layanan yang sesuai dengan keunggulan komparatif mereka. Pada gilirannya, nanti mengarah pada interdependensi ekonomi yang menguntungkan bagi berbagai negara di seluruh dunia.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang teori keunggulan komparatif, faktor yang memengaruhi, dan contohnya di Indonesia, Jumat (17/11/2023).
Produksi dengan Biaya Lebih Rendah
Teori keunggulan komparatif, diperkenalkan oleh David Ricardo dalam bukunya berjudul Principles of Political Economy and Taxation (1817). Keunggulan komparatif adalah melakukan produksi barang atau layanan yang dimiliki biaya produksi relatif lebih rendah daripada negara lain, meskipun negara tersebut memiliki keunggulan absolut dalam produksi berbagai barang atau layanan.
Ini menekankan pada biaya peluang dalam pengambilan keputusan produksi. Fokus utama teori ini adalah pada biaya produksi relatif, bukan biaya absolut per unit, dalam menentukan apa yang seharusnya diproduksi oleh suatu negara.
Di Indonesia, terdapat contoh penerapan teori keunggulan komparatif dalam sektor industri. Misalnya, Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi kelapa sawit. Kondisi geografis dan iklim yang mendukung, serta biaya produksi yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara lain, Indonesia menjadi salah satu produsen terbesar kelapa sawit di dunia.
Negara ini memanfaatkan keunggulan komparatifnya dalam produksi kelapa sawit untuk memenuhi permintaan global akan minyak kelapa sawit. Kini, kelapa sawit menjadi salah satu ekspor utama dan sumber devisa penting bagi Indonesia.
Dalam buku berjudul Perdagangan Internasional (2018) karya Wahono Diphayana, teori keunggulan komparatif menyatakan bahwa nilai suatu produk ditentukan oleh waktu atau jam kerja yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Ada jaminan suatu negara mendapatkan manfaat dari perdagangan internasional dengan melakukan spesialisasi pada produk yang dapat diproduksi dengan lebih efisien tersebut.
Contoh lainnya adalah produksi kopi di daerah tertentu di Indonesia, seperti Aceh atau Flores. Indonesia memiliki kondisi geografis dan iklim yang mendukung untuk pertumbuhan kopi tertentu yang memiliki nilai ekspor tinggi. Negara ini memanfaatkan keunggulan komparatifnya dalam produksi kopi tertentu untuk mengekspor kopi berkualitas tinggi ke pasar internasional.
Sektor manufaktur juga mencerminkan penerapan teori keunggulan komparatif di Indonesia. Contohnya adalah industri tekstil. Meskipun industri tekstil di Indonesia menghadapi persaingan global yang ketat, beberapa daerah di Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi tekstil tertentu. Hal ini memungkinkan negara ini untuk mempertahankan dan mengembangkan sektor industri tekstil yang menguntungkan, walaupun dengan persaingan yang sengit di pasar global.
Penerapan teori keunggulan komparatif di Indonesia menunjukkan bagaimana negara ini memanfaatkan kondisi alam, sumber daya, dan kemampuan produktifnya untuk menghasilkan barang atau layanan dengan biaya produksi relatif lebih rendah, sehingga menjadi kompetitif di pasar global.
Faktor yang Memengaruhinya
Melansir dari laman WallStreetMojo, ada beberapa faktor utama yang memengaruhi teori keunggulan komparatif menurut Ricardo, yakni:
1. Lokasi Geografis
Faktor geografis memainkan peran penting karena setiap negara memiliki iklim, keragaman, dan sumber daya yang berbeda.
Misalnya, negara seperti Arab dan Afrika memiliki kondisi yang mendukung pertumbuhan kurma karena memiliki iklim kering dan panas yang optimal untuk tanaman tersebut. Hal ini memberikan keunggulan bagi negara-negara tersebut dalam produksi dan perdagangan kurma.
2. Kelimpahan Sumber Daya (Bahan Baku)
Jika suatu negara memiliki kelimpahan suatu bahan baku, itu dapat memberikan keunggulan dibandingkan negara lain.
Belgia adalah contoh yang baik dalam hal ini dengan kelimpahan pohon kakao. Ketersediaan besar pohon kakao menjadi keunggulan ekonomi Belgia, memungkinkan produksi cokelat berkualitas tinggi dengan bantuan tenaga kerja terampil.
3. Tenaga Kerja
Jika suatu negara ingin memproduksi barang yang memberikan keuntungan namun kekurangan tenaga kerja, hal ini dapat berdampak negatif. Teori ini menekankan bahwa negara sebaiknya memanfaatkan tenaga kerja yang sangat terampil untuk memproduksi barang yang dapat memberikan keuntungan.
Negara-negara yang memanfaatkan tenaga kerja terampil dengan baik, seperti Jerman dalam industri manufaktur atau Jepang dalam teknologi, mampu memproduksi barang dengan efisiensi yang tinggi, memberikan keunggulan komparatif bagi mereka.
4. Teknologi
Perbedaan dalam teknologi antar-negara dapat menciptakan kesenjangan dalam produktivitas tenaga kerja dan barang. Namun, keberadaan teknologi yang maju dapat menghasilkan produk akhir yang lebih efisien.
Contohnya adalah AS yang memiliki teknologi yang maju dalam sektor teknologi informasi dan inovasi. Ini memungkinkan mereka untuk menghasilkan produk akhir yang lebih efisien dibandingkan dengan negara-negara lain.
5. Produktivitas
Produktivitas terkait dengan tingkat tenaga kerja tak terampil yang memengaruhi produktivitas secara keseluruhan. Meningkatkan perekrutan tenaga kerja terampil menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas barang.
Negara-negara dengan tingkat produktivitas yang tinggi dalam sektor tertentu, seperti Swiss dalam sektor keuangan, menunjukkan bagaimana produktivitas yang tinggi dapat menjadi keunggulan komparatif.
6. Inovasi Produk
Dalam skenario di mana produk memiliki skala yang sama, negara lain mungkin memproduksinya dengan biaya yang lebih rendah. Ini dapat mengakibatkan pergeseran keunggulan komparatif dari negara asal ke negara lain.
Pergeseran keunggulan komparatif dari satu negara ke negara lain bisa terjadi ketika produk yang sama diproduksi dengan biaya yang lebih rendah oleh negara lain, seperti halnya industri otomotif Jepang yang sebelumnya dikuasai oleh AS.
7. Tradisi, Budaya, dan Preferensi
Preferensi konsumen dan permintaan untuk produk berkualitas tinggi dalam pasar internasional dapat menjadi keunggulan komparatif bagi negara yang memproduksinya. Faktor ini memainkan peran penting dalam teori Ricardo, mempengaruhi strategi produksi suatu negara.
Negara yang mampu memenuhi permintaan pasar internasional dengan produk yang diinginkan, seperti Italia dalam industri mode atau Prancis dalam produk makanan, memperoleh keunggulan komparatif karena kesesuaian produk mereka dengan preferensi pasar global.