Sebanyak 180.276 kendaraan telah meninggalkan Jakarta menuju arah timur, barat, dan selatan pada H-5 Natal 2019 atau pada Jumat (20/12). Lalu lintas pun diklaim masih lancar meski ada kepadatan di jalan layang Jakarta-Cikampek (Japek II).
“Angka itu naik sebesar 17,24 persen dari lalu lintas harian (LHR) normal sebesar 153.766 kendaraan,” kata Corporate Communication & Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk, Dwimawan Heru, Sabtu (21/12) dikutip dari Antara.
Ia menambahkan bahwa jumlah arus lalu lintas pada H-5 Natal 2019 baru mencapai 20 persen dari total prediksi Jasa Marga untuk arus lalu lintas menuju ketiga arah tersebut. Jasa Marga sendiri memprediksi akan terdapat 913.137 kendaraan terhitung sejak H-4 sampai H-1 Natal.
Lalu lintas mudik arah Timur sendiri terpusat di dua gerbang tol, yaitu Gerbang Tol Cikampek Utama untuk kendaraan yang menuju arah Jalan Tol Cikopo-Palimanan; dan Gerbang Tol Kalihurip Utama untuk kendaraan menuju Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi.
Pada Gerbang Tol Cikampek Utama terdapat 50.594 kendaraan, atau naik sebesar 50,09 persen dari lalu lintas harian normal, yakni 33.710 kendaraan.
Di Gerbang Tol Kalihurip Utama terdapat 41.413 kendaraan atau melonjak 15,98 persen dari hari normal yang mencapai 35.709 kendaraan.
Dwimawan juga menyebut kendaraan yang meninggalkan Jakarta ke arah barat mencapai 48.132 kendaraan. Jumlah itu meningkat 3,09 persen dari lalu lintas normal sebanyak 35.709 kendaraan.
Sedangkan untuk kendaraan yang meninggalkan Jakarta dari selatan, Jasa Marga mencatat terdapat 40.137 kendaraan. Ini berarti ada peningkatan sebesar 6,58 persen dari hari normal yang mencapai 37.659 kendaraan.
Terpisah, Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat Kombes Eddy Djunaedi mengklaim kondisi lalu lintas di Jalur Pantura maupun Jalur Selatan hari ini lancar.
“Laporan dari kasatlantas jajaran, baik di tol, arteri utara dan selatan masih lancar,” kata dia, di Pos Polisi Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat, dikutip dari Antara.
Terkait kemacetan panjang yang terjadi di Jalan Layang Jakarta-Cikampek (Japek II), Eddy menyebut hal itu terjadi karena pertemuan arus kendaraan dari jalur bawah dan jalur elevated di Kilometer 48 sehingga menyebabkan antrean.
“Kepadatan saja di jalur elevated. Dari arah bawah ada tiga lajur, dari atas dua lajur, bertemu di bawah sehingga derasnya arus kendaraan dari jalur elevated menyebabkan perlambatan di Kilometer 48,” katanya pula.
Pantauan di lapangan, petugas menerapkan sistem contraflow satu lajur hingga Kilometer 61 Tol Jakarta Cikampek. Contraflow dilakukan untuk mengurai antrean arus kendaraan dari Jakarta yang hendak mudik ke Bandung, Jawa Barat, maupun ke arah Jawa Tengah.”Satu lajur kami gunakan untuk contraflow jalur Bandung”.