3 Perubahan yang Bakal Terjadi di Kantor Usai Pandemi Corona

— Di seluruh dunia, negara-negara di dunia mencapai puncak virus corona dan mulai bergulat dengan pertanyaan tentang kapan dan bagaimana membuka kembali ekonomi mereka.

Tak cuma itu, banyak orang yang juga merasa ingin kembali ke kantor. Namun yang harus dipahami pasti ada perubahan tentang kehidupan normal di kantor. Mereka harus siap untuk “normal baru” ketika mereka akhirnya kembali bekerja, kata para ahli.

Mengutip AFP, ada beberapa hal yang mungkin berubah ketika Anda masuk kembali ke kantor.

1. Tak ada jabat tangan, lebih sedikit rapat
“Jabat tangan sudah pasti tak pernah dilakukan lagi,” kata Tom Frieden, mantan direktur pusat pengendalian dan pencegahan penyakit AS (CDC).

“Bisakah kita memiliki pintu yang tak harus dibuka manual? Haruskah kita mengukur suhu semua orang yang masuk kantor?”

Selain itu dispenser pembersih tangan tanpa sentuhan akan menjadi hal yang biasa.

Selain itu di kantor, penggunaan masker akan didorong pemakaiannya.

“Salah satu dampak positif COVID. Saya berharap akan ada lebih sedikit pertemuan, karena terlalu banyak pertemuan,” tambah Frieden.

2. Lebih banyak hari sakit
“Tetap di rumah jika Anda sakit mungkin dianjurkan,” kata Brandon Brown, seorang ahli epidemiologi University of California Riverside.

Sebuah survei nasional AS Oktober 2019 terhadap 2.800 pekerja oleh kantor akuntan Robert Half menemukan bahwa 33 persen selalu masuk ketika sakit.

Telework mungkin menjadi lebih umum bagi banyak orang, terutama karena orang telah belajar selama penguncian paksa bahwa itu mungkin.

“Satu hal yang kami temukan dari pandemi ini dan berlindung di rumah, adalah bahwa pertemuan tatap muka tidak selalu diperlukan. Pertemuan virtual harus menjadi pilihan yang berkelanjutan mulai saat ini,” tambah Brown.

3. Menyediakan konseling
Pandemik telah menambah jumlah korban jiwa, terutama di wilayah yang paling parah dilanda New York, dan tanggung jawab untuk memberikan konseling mungkin sangat tergantung pada pengusaha.

“Jangan lupa banyak orang akan kembali bekerja setelah kehilangan anggota keluarga,” kata Marc Wilkenfeld, seorang dokter yang berspesialisasi dalam kedokteran kerja di NYU Langone Health.

“Saya pikir perusahaan besar atau bahkan perusahaan kecil perlu mengatasi masalah ini, karena Anda ingin tenaga kerja kembali sehat, secara fisik dan mental.”